137. Syuku dan Pembagiannya

(وعليك) بالشكر لله على ما أنعم به عليك،
 وما بك من نعمة في ظاهرك وباطنك ودينك ودنياك إلا وهي من الله، قال الله تعالى: (وما بكم من نعمة فمن الله) ولله عليك من النعم ما تعجز عن عده وحده وإحصائه فضلاً عن القيام بشكره (وإن تعدوا نعمة الله لا تحصوها) ولو أن الفقير المريض من الموحدين تفكر فيما لله عليه من النعم لشغله أداء شكره عن مكابدة الصبر فعليك ببذل الاستطاعة في شكر ربك ثم بالاعتراف بالعجز عن القيام بما يجب عليك من شكره.

BERSYUKUR
Hendaknya engkau selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadamu secara lahir dan batin serta yang berhubungan dengan agama dan duniamu. Ingatlah, semua nikmat adalah dari Allah Swt.

Maha benar Alllah dalam firman-Nya:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (QS. an-Nahl: 53)

Nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadamu tak akan mampu kau jumlah dan kau hitung, apalagi kau sykuri dengan sempurna.

Orang yang kafir atau yang sakit parah seumpamanya mau berpikir, niscaya ia bersyukur dengan menjalani kesabaran sebagaimanapun beratnya.

Maka hendaknya engkau selalu mensyukuri nikmat Tuhanmu semaksimal mungkin, kemudian mengakui ketidakmampuan dalam melaksanakan syukur sesuai yang diwajibkan atasmu.


(واعلم) أن الشكر سبب لإبقاء النعم الموجودة ووسيلة إلى حصول النعم المفقودة. قال الله تعالى: (لئن شكرتم لأزيدنكم) والله تعالى أكرم من أن ينزع نعمه عن شاكر. وقال تعالى: (ذلك بأن الله لم يك مغَيِّراً نعمة أنعمها على قوم حتى يغيروا ما بأنفسهم) أي بترك الشكر عليها، وقد أمر الله عباده بشكره في عدة مواضع من كتابه،

Ketahuilah bahwa syukur itu dapat mengkalkan nikmat dan mengundang nikmat-nikmat yang lain.

Fieman Allah Swt.:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”  (QS. Ibrahim: 7)

Dan Allah tak akan mencabut nikmat-Nya dari orang-orang yang mau bersyukur.
Firman Allah Swt.:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ۙ
“(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri (yakni hingga mereka tidak mau bersyukur).” (QS. al-Anfal: 53)

Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, Allah menuruh supaya manusia bersyukur kepad-Nya.

 قال الله تعالى: (كلموا من طيبات ما رزقناكم واشكروا لله إن كنتم إياه تعبدون) وقال تعالى: (كلوا من رزق ربكم واشكروا له) وقال عليه الصلاة والسلام: "ليتخذ أحدكم لساناً ذاكراً، وقلباً شاكراً) وقال عليه السلام: "الإيمان نصفان نصف صبر ونصف شكر).

Maha benar Allah dalam firman-Nya:
كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. al-Baqarah: 172)

Allah Swt. juga berfirman:
كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ
"Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.” (QS. Saba`: 15)

Dalam hal ini Rasulullah Saw. menegaskan:
أَلْإِيْمَانُ نِصْفَانِ نِصْفٌ صَبْرٌ وَنِصْفٌ شُكْرٌ.
“Iman ada dua bagian. Pertama, sabar. Kedua syukur.”(HR. Baihaqi dari Anas ra.)

(واعلم) أنه كما يجب عليك أن تشكر الله على النعم الخاصة بك كالعلم والصحة، كذلك يجب عليك أن تشكره على النعم العامة كإرسال الرسل وإنزال الكتب ورفع السماء وبسط الأرض.

وأصل الشكر معرفة القلب بالنعم وأنها من الله وحده لم يصل إليها شيء منها بحوله وقوته بل بفضل الله ورحمته. وغاية الشكر أن تطيع الله بكل نعمة أنعم بها عليك فإن لم تطعه بها فقد تركت الشكر عليها وإن عصيته بها فقد وقعت في الكفران، وعنده تتبدل النعم بالنقم ومن بقيت عليه نعمة مع عصيانه لله بها فهو مستدرج. قال الله تعالى: (سنستدرجهم من حيث لا يعلمون) (إنما نملي لهم ليزدادوا إثماً).

Ketahuilah, pengetahuan hati yang dengan beberapa rangkaian nikmat, yaitu nikmat apa pun tidak akan sampai dengan daya dan kekuatan seseorang, kecuali dengan fadilah dan rahmat Allah. Pengetahuan ini juga merupakan perwujudan rasa syukur.

Rasa syukur secara maksimal dapat engkau tunjukkan dengan ketaatanmu kepada Allah Swt. atas setiap nikmat yang diberikan kepadamu. Jika engkau tidak menaati Allah dengan nikmat-nikmat itu, maka engkau telah meninggalkan syukur nikmat. Dan jika engkau mempergunakan nikmat-nikmat itu untuk durhata kepada-Nya, maka engkau telah jatuh ke dalam kekufuran, yaitu kufur nikmat yang senantiasa mengantarkan kita pada siksa Allah Swt.

Berangsiapa masih tetap dalam kenikmatan meskipun ia bergelimang maksiat, maka sebenarnya ia telah ditarik oleh Allah Swt. ke arah kebinasaan secara berangsur-angsur.

Fieman Allah Swt.:
سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
“Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. al-A`raf: 182)

Dan firman Allah Swt.:
إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ
“Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka” (QS. Ali Imran: 178)

وفي الحديث: "إن الله يملي للظالم حتى إذا أخذه لم يفلته"
ومن الشكر كثرة الثناء على الله والفرح بالنعم من حيث أنها وسيلة إلى نيل القرب من الله أو من حيث أنها دالة على عناية الله بعبده.
ومن الشكر تعظيم النعمة وإن كانت صغيرة، يروى عن الله أنه قال لبعض أنبيائه: إذا سُقت إليك حبة مسوَّسة فاعلم أني قد ذكرتك بها فاشكرني عليها.

Allah sengaja menangguhkan siksa orang-orang zalim sehingga jika Allah sudah menyiksa mereka, maka Dia tidak akan melepaskannya lagi.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya memperbanyak pujian dan syukur pada Allah atas kelapangan dan kebahagiaan yang diberikan padanya adalah merupakan alat pendekatan diri kita kepada-Nya den penyebab tercurah pertolongan dari-Nya.

Hendaklah engkau selalu mengagungkan nikmat, walupun nikmat itu kecil nilainya.

Allah Swt. berifrman kepada para nabi-Nya:
“Apabila Aku memberikan sebuah biji yang berulat sekalipun, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku masih mengingatmu, maka bersyukurlah kepada-Ku.”

ومن الشكر التحدث بالنعم من غير خروج إلى ما يوهم تزكية النفس في الدينيات والتبجح بالدنيا في الدنيويات، والأعمال بالنيات والخير كله في الاقتداء بالسلف الصالح في جميع الحالات والله تعالى أعلم.
فصل

Ketahuilah bahwa seringnya membicarakan nikmat Allah Swt. atas diri kita bukan berarti kita ingin membanggakan diri kita, baik nikmat yang berhubungan dengan keagamaan maupun keduniaan.

Setiap amaliyah tergantung pada niatnya, sedangkan seluruh kebaikan dalam segala hal hendaknya selalu mengikuti tuntunan para salaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Risalatul Muawanah