140. Sekedarnya Menikmati Dunia

(وعليك) بإيثار التقلل من الدنيا
 والإقتار على ما لا بد منه من ملابسها ومآكلها ومناكحها ومساكنها وسائر أمتعتها.
(وإياك) أن تتسع في شهواتها وتدعي مع ذلك الزهد وتحتج لنفسك بالحجج الداحضة عند الله تعالى وتطلب لها التأويلات البعيدة عن الحق، وإعراضُ رسول الله صلى الله عليه وسلم والأنبياء قبله والأئمة بعده عن التنعم بالدنيا مع القدرة عليه من الحلال لا يخفى على من له أدنى معرفة بالعلم.

Hendaknya engkau menggunakan dan mengambil jenis-jenis kenikmatan dunia sekedarnya saja, misalnya dalam hal berpakaian, mencari makan, beristeri dan lain sebagainya.

Jangan lupa kau terigur akan rayuannya sementara engkau sendiri telah mengaku berzuhud terhadapnya dengan mengemukakan beberapa alas an yang sama sekali tak berarti di sisi Allah. Hal ini bertentangan dengan perilaku Rasulullah, para nabi terdahulu serta para ulama yang berusaha sekuat tenaga berpaling dari segala kenikmatan dunia meskipun sebenarnya mereka mampu meraihnya dengan cara halal. Persoalan semacam ini sudah dimengerti baik oleh orang yang rendah tingkat pendidikannya sekalipun.

 وإذا لم تقدر على الزهد في الدنيا فما عليك أن تعترف بالرغبة فيها والحرص عليها ولست مأثوماً إلا على طلبها والتمتع بها على وجه محرم في الشرع. والزهد مقام فوق ذلك.

Bila engkau tak mampu berzuhud, maka paling tidak akuilah bahwa dirimu masih cinta dan serakah terhadap dunia, sedangkan pencarian dan pengejaran kesenangan didalamnya tidak merupakan dosa bagimu kecuali bila engkau memperolehnya dari jalan yang diharamkan.

وليت شعري لو أن الله تعالى فرض علينا التوسع في الدنيا فمن أين لنا القدرة عليه في زمان عز فيه ما يواري العورة ويسد الجوعة من الحلال فإنا لله وإنا إليه راجعون.

Tetapi makna zuhud sebenarnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari yang telah  tersebut di atas. Seandainya Allah Swt. menganjurkna kita untuk menikmati kenikmatan-kenikmatan dunia ini secara berlebihan, maka kita pun tak mungkin mampu meraihnya di zaman ini, zaman yang paling sulit bagi kita walau hanya mendapat sepotong kain penutup diri dan sesuap nasi pengenyang perut secara halal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Download Risalatul Muawanah

163. Wasiat Allah Kepada Nabi Isa